dasamuka

dasamuka
dasamuka
Powered By Blogger

Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 18 September 2010

Dasamuka Lahir

WAYANG
WAYANG
Cerita Wayang
Seri Lokapala

Dasamuka Lahir

Lokapala, demikian nama sebuah negeri yang subur makmur, negeri tenteram dan damai,rakyatnya sehat sejahtera.Adapun rajanya, bernama Prabu Danaraja atau Danapati, Seorang raja yang arif bijaksana. Raja yang suka bertapa ini, sangat dekat dengan rakyatnya. Pada suatu hari Prabu Danaraja mendengar kabar bahwa di negeri Pangleburgangsa, Prabu Sumali, akan menyelenggarakan sayembara, guna memperebutkan Dewi Sukesi (dibaca Dewi Sukeksi).Dewi Sukesi mempunyai adik kandung bernama Prahasta. Prahasta ini nantinya akan menjadi tokoh penting nomor dua di Alengkadiraja kelak. 

Adapun sayembaranya adalah medar Aji Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating diyu. Yaitu menguraikan arti Aji Sastra Jendra Hyuningrat. Prabu Danaraja, juga berminat andaikata beristrikan Dewi Sukeksi. Sedangkan untuk mendaapatkannya, maka ia harus mengikuti Sayembara.

Prabu Danaraja ingin mengikuti Sayembara itu, namun ia merasa ilmu yang dimilikinya masih dangkal. Takut gagal.tidak akan mendapatkan apa apa, maka Prabu Danaraja. me nugaskan ayahandanya,Begawan Wisrawa, untuk melamarkan Dewi Sukesi kepada Prabu Sumali di Pangleburgangsa.

Ayahanda Prabu Danaraja adalah Begawan Wisrawa yang sakti dan mempunyai pengetahuam luas. Begawan Wisrawa sebelumnya seorang raja negeri Lokapala. Sebuah Kerajaan yang didirikan oleh Prabu Danurdana, yang kemudian diteruskan oleh puteranya Andanapati menjadi raja yang kedua. Raja ketiga ialah puttera Prabu Andanapati, yaitu Prabu Lokawana. Prabu Lokawana mempunyai seorang puteri, bernama Dewi Lokawati. Setelah memasuki usia dewasa, Dewi Lokawati di peristri Wisrawa.Wisrawa adalah seorang Begawan dari Pertapan Girijembatan. Dari Dewi Lokawati ini, Wisrawa, mempunyai seorang putera bernama Wisrawana. Prabu Lokawana lengser keprabon dan menjadi seorang Pertapa. Kedudukan sebagai raja digantikan menantunya Wisrawa yang diangkat menjadi raja Lokapala, dan bergelar Prabu Wisrawa.Setelah puteranya dewasa, Wisrawana diangkat menjadi raja menggantikan kedudukan ayahnya Prabu Wisrawa, menjadi raja Lokapala yang ke empat dan bergelar Prabu Danaraja atau Prabu Danapati.

Dengan bekal kesaktian dan pengetahuan yang sangat luas, berangkatlah Begawan Wisrawa ke negeri Pangleburgangsa. Sesampai disana, peserta sayembara sudah banyak yang hadir. Sebelum medar aji Sastra Jendra Hayuningrat, semua peserta harus bisa mengalahkan Arya Jambu Mangli. Jambu Mangli adalah putera Arya Maliawan, adik Prabu Sumali. Prabu Sumali dan Arya Maliawan adalah Putera Prabu Suksara, Raja Pangleburgangsa sebelumnya. Tidak seorangpun persrta bisa mengalahkan Jambu Mangli. Sampai akhirnya giliran Begawan Wisrawa datang menghadapi Jambu Mangli. Jambu Mangli dan Wisrawa sudah mulai bertarung.Belum lama mereka bertarung, Jambu Mangli jatuh dan tewas. Akhirnya pertarungan dimenangkan oleh Begawan Wisrawa. Para peserta sayembara pun pulang ke negerinya masing masing.

Kini Begawan Wisrawa, menuju kamar Dewi Sukeksi untuk medar Aji Sastra Jendra Hayuningrat. Setelah membabar Aji Sastra Jendra Hayuningrat. Begawan Wisrawa berniat membawa Dewi Sukeksi kembali ke negerinya, untuk diserahkan kepada puteranya, Prabu Danaraja.

Namun ketika Dewi Sukesi, tidak bisa membendung berahinya, maka Begawan Wisrawa pun terbuai pasrah tergairah dalam buaian mimpi indah. Daalam waktu sekejap mimpi telah berlalu,Begawan Wisrawa, tersadar apa yang baru dilakukannya pada Dewi Sukesi. Dewi Sukesi, hanya bisa menangis pasrah.Mereka berdua dalam keputus asaan.Kemudian keduanya menghadap pada ayahanda Dewi Sukesih, Prabu Sumali. Prabu Sumali, membesarkan hati keduanya. Kemudian oleh Prabu Sumali, menetapkan, bahwa Begawan Wisrawa adalah menantunya. Karena Begawan Wisrawa telah memenangkan Sayembara. Kemudian keduanya tinggal di Kerajaan Pangleburgangsa.

Semntara itu Prabu Danaraja, di Kerajaan Lokapala, menunggu dengan bersabar hati. Dari satu hari, satu minggu, satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan seterusnya… Karena terlalu lama menunggu, menjadikan Prabu Damaraja tidak sabar rasanya untuk  menunggu Begawan Wisrawa lebih lama lagi.

Prabu Danaraja pergi menyusul ayahandanya, Begawan Wisrawa ke Negeri Pangleburgangsa. Dengan pasukan lengkap Kerajaan Lokapala, maka Prabu Danaraja memimpin langsung pasukannya.Setiba di Pangleburgangsa, Prabu Danaraja, bertemu dengan ayahnya, dan calon istrinya. Namun ketika melihat calon istrinya, sudah berbadan dua, Prabu Danaraja, marah bukan kepalang, Prabu Danaraja menganggap Dewi Sukesi, perempuan murahan. Begawan Wisrawa, mencoba memberi jawaban. Dan minta maaf sebelumnya, karena seasuatu hal, maka baik Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi terbawa gelora cinta membara, sehingga mereka lupa diri, dan terjadilah perbuatan  yang tidak pantas dilakukannya.

Betapa kecewanya, Prabu Danaraja mendengar pengakuan ayahnya.  Darah terasa mendidih, tiba tiba saja, Prabu Danaraja, menghunus keris itu, dan menghunjamkannya kedada Begawan Wisrawa. Namun Dewi Sukesi cepat menghalangi agar Prabu Danaraja tidak berbuat zalim dengan mau membunuh ayahnya sendiri, Begawan Wisrawa, Dewi Sukesi terus berdiri didepan tubuh Begawan Wisrawa, dan kedua tangannya mencoba menghalangi keris yang diarahkan padanya.  Sehingga keris yang sedianya akan dihunjamkan kedada ayahandanya, mengenai dada Dewi Sukesi, dan tembus ke dada Begawan Wisrawa. Tewaslah Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi. Prabu Danaraja segera meninggalkan Istana Pangleburgangsa, kembali ke negeri asalnya, Lokapala. Namun sebelum meninggal, Dewi Sukesi sempat melahirkan bayinya. Bayi pertama lahir bayi raksasa laki laki yang menakutkan, yang diberi nama Rahwana atau Dasamuka. Kenudian disusul bayi raksasa laki laki juga, yang bertelinga lebar  seperti telinga gajah, yang diberi nama Kumbakarna.Bayi yang ketiga lahir bayi raseksi, diberi nama Sarpakenaka. dan yang terakhir lahi, seorang anak manusia yang tampan, yang diberi nama Wibisana, atau lebih dikenal dengan Gunawan Wibisana. Kemungkinan kelahiran bayi bayi yang menakutkan ini, karena perbuatan nista kedua orang tuanya. Keluarga Prabi Sumali, berduka dengan kematian puteri dan menantunya.

Prabu Sumali memimpin prosesi pembakaran jasad Begawan Wisrawa dan Dewi Sukesi,dengan khidmat.

Beberapa tahun kemudian, keempat anak Begawan Wisrawa, sudah menjadi dewasa. Dasamuka  mengajak adik adiknya ke Gunung Gohkarna, untuk bertapa.Setelah bebarapa tahun bertapa, datanglah Batara Brama untuk memenuhi semua permintaan para putera Begawan Wisrawa.

Masing masing anak mengajukan permintaan yang berbeda beda. Dasamuka, berdiri diatas Gunung Gohkarna. Ia ingin berusia panjang, seumur dunia. Ia ingin menjadi raksasa yang paling sakti, ia ingin menjadi rajanya raja, dan tidak bisa  dikalahkan oleh dewa maupun raksasa lain. Dasamuka lupa tidak minta “tidak bisa dikalahkan oleh manusia dan kera.”

Sedang Kumbakarna, sewaktu kedatangan Batara Brama, sedang tidur pulas,Namun Batara Brama, tetap mengabulkan permintaan  Kumbakarna. Kumbakarna tidak minta apa apa. Ia hanya berkeinginan bisa membela kebenaran dan membela tanah airnya. Namun Batara Brahma kawatir dengan keadaan Kumbakarana, yang lugu, maka Batara Brahma memberikan aji Gedongmengo dan pelakgelak sakethi, yang sifatnya untuk melindungi diri sendiri dari bahaya, Namun selama hidupnya, Kumbakarna tidak pernah menggunakannya.

Sarpakenaka, ingin menjadi raseksi paling sakti, dengan kuku kenaka nya, ia ingin menguasai dunia. Dewa mengabulkan. Sarapakenaka akan tetap sakti selama kuku kenakanya tidak lepas dari kedua ibu jarinya.

Dan yang terakhir Wibisana, sebagaimana kakaknya Kumbakarna, Wibisanapun menghendaki keadilan dan kebenaran dapat ditegakkan. Kebenaran  bisa mengalahkan ke angkara murkaan. Wibisana, ingin kesaktian dan dapat membaca kejadian yang akan datang, dan Wibisana min ta ia menjadi seorang yang pandai dan bisa menciptakan baik benda maupun mahluk hidup. Wibisana juga ingin menjadi seorang yang arief bijaksana.

Dengan kesaktian yang diperoleh dari Batara Brama, Dasamuka berangkat tanpa pasukan dan tanpa sepengengetahuan  Prabu Sumali maupun adik adiknya, Dasamuka terbang melayang ke Istana Lokapala pusat pemerintahan dan tempat bersemayam Prabu Danaraja.Tanpa sebab apapun, Dasamuka mengamuk. Bangunan depan Istana yang terdapat gapura dengan ornamen sepasang gajah dan sepasang singa, dihancurkannya.Perajurit perajurit Lokapala segera berlari larian menyambut kedatangan raksasa muda ini. Prajurit perajurit Lokapala berusaha menangkap Dasamuka. Dasamuka pura pura kalah, dan membiarkan dirinya ditangkap oleh perajurit perajurit Lokapala. Dsamuka di borgol kedua tangannya.Dasamuka dibawa kehadapan Prabu Danaraja.Prabu Danaraja menjadi terharu mendengar pengakuan Dasamuka, bahwa ia adalah putera Begawan Wisrawa. Prabu Danaraja merangkul adiknya, Dasamuka, yang baru pertama kali ini bertemu.Sudah beberapa waktu Dasamuka tinggal di negeri Lokapala.Hingga pada suatu hari Prabu Danapati berniat melanjutkan taapanya. Prabu Danaraja berpamitan,kepada adiknya, Dasamuka, agar dapat menjaga keamanan negeri Lokapala dari serangan musuh.

Mendengar perkataan itu, didalam hati Dasamuka, adalah kesempatan baik untuk mendapatkan Ajian Rawerontek milik Prabu Danaraja kakaknya.Dasamuka pura pura bersujud, dan minta ampun, karena tidak bisa melaksaaaaanakan tugas begitu berat. Ia bukan orang yang sakti, andaikata ada musuh datang, sedangkan mreka sakti sakti, paling ia mati dibunuh musuh. Prabu Danaraja merasa kasihan kepada adiknya.Maka Prabu Danaraja mengurungkan niatnya pergi bertapa. Kemudian Prabu Danaraja minta pada Prabu Dasamuka tengah malam nanti, berendaan daaalam sungai.Prabu Danaraja akan menurunkan Aji Rawerontek pada Dasamuka. Dasamuka merasa lega, usahanya akan memuahkan hasil. Ditengah malam, yang disinari cahaya bulan purnama, disebuah sungai nampak Prabu Dasamuka sedang berendam di sungai.Kemudian Prabu Danaraja menyiran kepala adiknya dengan air bunga setaman. Kemuidian dengan kedua belah tangannya menempel di puinggung Dasamuka,PrabuDanaraja menyalur kan Ajian Rawerontek ke tubuh Dasamuka. Angin besar,petir,guruh dan guntur sebagai saksinya.Alam tiba tiba menjadi gemuruh menakutkan, seolah olah alam menolak penyerahkan aji Rawerontek pada Dasamuka. Setelah tersalurkan ke tubuh Dasamuka Prabu Danaraja tergeletak lemas. Dasamuka melihat kakak tirinya jatuh terkulai,merasa memiliki kesempatan untuk membalas kematian kedua orang tuanya. Tanpa punya rasa belas kasihan pada kakak tirinya, Prabu Danaraja, di injak injak dan di gejug gejug dengan kakinya, dan dengan sekuat tenaga memukulnya dengan dilambari aji Rawerontek, maka tubuh Prabu Danaraja, menjadi hancur lebur Rumputan tempat Prabu Danaraja tergeletak, menjadi memerah darah. Itulah riwayat tragis Prabu Danaraja, atau Danapati, raja terakhir Lokapala.

Setelah kematian Danaraja, kakak tirin Dasamuka, mengangkat dirinya menjadi raja. Nama kerajaan Lokapala. diganti menjadi Alengka. Pamannya, Prahasta di angkat menjadi patih, Kumbakarna diangkat menjadi Adipati di Pangleburgangsa dan Wibisana  diangkat menjadi Adipati Singgelapura. Sedangkan Sarpakenaka, yang bersuami dengan Karadusana, menjadi senapati bersama suaminya Karadusana. Dasamuka juga mengangkat Kala Marica, seorang perajurit yang menjadi kepercayaannya, menjadi nara praja yang bertugas memata matai siapa saja yang dianggap musuh Prabu Dasamuka.

Prabu Dasamuka mulai memperluas wilayah Alengka, kerajaan kerajaan dimasa Prabu Danaraja,yamhg menjadi sahabat sahabatnya. ditaklukkannya menjadi negara jajahan. Setelah semua kerajaan dapat direbutnya, ia pun menambah nama lerajaannya menjadi Alengkadiraja..

Setelah bisa mendirikan kerajaan Alengkadiraja, Dasamuka berniat ingin menyerang Kahyangan, ia menginginkan Dewi Widowati, menjadi istrinya.
Sebenarnya ewi Widowati mencintai Batara Wisnu.Namun Dewi Widowati tidak berani menyampaikan keinginanya pada Batara Wisnu.

Prabu Dasamuka bersama Kumbakarna dan Wibisana beserta pasukan dengan kekuatan penuh telah menaiki puncak Kahyangan Jonggringsalaka, pusat pemerintahan Raja Dewa, Batara Guru. Batara Narada jauh jauh sebelumnya, telah memberi alarm bagi para dewa, bahwa sebentar lagi, Prabu Dasamuka beserta pasukan tempur, akan menyerang kahyangan.Bata ra Indra sebagai Raja Kaindran, yang merajai para Bidadari seluruh Kahya ngan, bersiap siap untuk menyambut kedatangan Dasamuka.

Pasukan Dasamuka telah memasuki halaman Kahyangan. Mereka terhenti didepan Pintu Gerbang Selamatangkep, yang dijaga oleh Batara Cingkara bala dan Batara Balaupata. Batara Guru tidak mau membukakan pintu Gerbang Selamatangkep. Dasamuka menjadi marah. Kedua Batara penjaga Gerbang tidak bisa menahan serangan pasukan Alengka. Seluruh pasukan, mendorong gerbang Selamatangkep, namun tidak membuka. Prabu Dasa muka marah, dipukulnya gerbang Selamatangkep dengan ajian Rawerontek. Gerbang Selamatangkep menjadi terbuka. Namun Gerbang Selamatangkep mengalami kerusakan yang cukup parah.Pasukan para Dewa ada di belakang pintu gerbang Selamatangkep. Para Dewa kewalahan menghadapai pasukan raksasa yang beribu ribu banyaknya. Pertahanan para dewa semakin mele mah Para dewa tetap bertahan, namun dapat dibobolkan oleh asukan Dasa muka.Akhirnya Pasukan Alengka berhasil memasuki Kahyangan Kaindran, Dasamuka berhasil menawan Batara Indra. Walau sudah diingatkan adiknya Kumbakarna dan Wibisana agar, agar Batara Indra dilepaskan, namun oleh Dasamuka, kakaknya, Batara Indra tetap dijadikan sandera, sampai menda patkan bidadari yang diinginkan. Kemudian datang Batara Brama, yang per nah mendatangi Dasamuka waktu bertapa di Gunung Gohkarna. Dasamuka tidak mau melepaskan Batara Indra, kalau tidak mendapat ganti pusaka. Ba tara Brama akhirnya memberikan pusaka Panah Bramastra dan pedang pusaka Mentawa. Akhirnya para dewa bersepakat memberikan beberapa orang bida dari pada Dasamuka dan adik adiknya.Dasamuka mendapatkan dewi Tari, Kumbakarna mendapatkan Dewi Kiswati, dan Wibisana mendapatkan Dewi Triwati.

Sedangkan Dewi Widowati menolak permintaan Dasamuka.Dewi Widawati melarikan diri ari Kahyangan. Dasamuka mengejar Dewi Widowati hingga turun ke Marcapada.

Kedua adik Dasamuka, Kumbakarna dan Wibisana, beserta  para bidadari  dan pasukannya, menyusul Prabu Dasamuka turun ke marcapada; tentu saja setelah kedua adik Dasamuka itu berpamitan dengan para dewa.

Sesampai di Marcapada, Dewi Widawati mendapatkan api unggun yang sedang menyala nyala apinya, Dewi Widawati  segera terjun kedalamnya. Prabu Dasamuka sangat kecewa, tidak mendapatkan Dewi Widawati.. Dan sukma Dewi Widawati ke arah negeri Magada. Namun Prabu Dasamuka akan tetap mengejar titisan Dewi Widowati, sampai dapat.Titisan Widawati yang pertama Dewi Citrawati istri Prabu Arjuna Sasrabahu, titisan kedua Dewi Kausalya ibu Ramawijaya, titisan Widawati yang ke tiga, Dewi Sinta dan yang ke empat Dewi Sembadra.Wayang wayang titisan Widawati,   semuanya mirip Dewi Subadra.

Setelah para Putera Begawan Wisrawa itu beristrikan para bidadari Kah yangan, maka Prabu Dasamuka yang kawin dengan Dewi Tari, mendapatkan seorang puteri titisan Widawati, Namun untuk menjaga jangan sampai terjadi seorang ayah akan mengawini anaknya, maka Wibisana membuang nya kesungai. Dimasukkannya, bayi itu dalam kendaga. Bayi perempuan itu terhenti di sungai belakang taman Istana Mantili. Bayi itu ditemukan permaisuri Kerajaan Mantili, dan akhinya oleh raja Manitili,yaitu, Prabu Janaka, bayi tersebut diangkat menjadi puteri raja, dan diberi nama Dewi Sinta.

Sedangkan sebagai penggantinya, Wibisana menciptakan seorang bayi laki laki dari awan mendung, dan oleh Wibisana diberi nama Megananda. 


Prabu Dasamuka, ayahnya; kecewa, karena dewa telah membohonginya, katanya akan memberikan seorang anak perempuan titisan Widawati, ternyata memberi bayi laki laki. Prabu Dasamuka. aparanu Dasamuka  mem banting banting bayi itu. namun bayinya, semakin di banting banting, semakin besar, semakin besar, dan akhirnya menjadi dewasa. Prabu Dasanuka memberi memberi nama Indrajid.

Sedangkan Kumbakarana yang beristri Dewi Kiswati, bidadari juga, mendapatkan dua orang anak kembar laki laki, bernama Kumba Kumba dan Aswani Kumba. Kedua anaknya adalah anak istimewa. Selama dua anak kembar itu masih hidup, tidak bisa mati. Karena apabila salah satu mati dalam ssuatu perkelahian, apabila diloncati saudaranya yang masih hidup, maka akan hidup kembali.

Putera bungsu Begawan Wisrawa, yaitu Wibisana yang beristrikan dewi Triwati, mendapatkan serang anak  perempuan, yang di beri nama Trijata, dan seorang anak  laki laki yang diberi nama Bisawarna. Kelak apabila menjadi Raja Alengka menggantikan Wibisana, akan bergelar Dentawilukrama.

Sementara itu Prabu Dasamuka sedang berpetualang mencari Titisan Dewi

Widawati.***


SELESAI

SERIAL LOKAPALA :


1.   Dasamuka Lahir;
2.   Sumantri Ngenger;
3.   Sugriwa Subali;
4.   Pasukan Kera Pancawati;
5.   Rama Tundung;
6.   Hilangnya Dewi Sinta;
7.   Anoman Duta;
8.   Rama Tambak;
9.   Anggada Dusta;
10. Anggisrana Dusta;
11. Trigangga Duta;
12. Sarpakenaka Gugur;
13. Indrajid Gugur;
14. Prahasta Gugur;
15. Kumbakarna Gugur;
16. Dasamuka Gugur.
17. Sinta Obong;
18. Jembawan Palakrama;
19. Sinta Luweng.
20. Rama Nitis;